Sabtu, 21 April 2012

KADER KONSERVASI INDONESIA - TWA SURANADI BKSDA NTB


Dampak kerusakan lingkungan hidup terutama sekali kerusakan hutan, menjadi isu menitikberatkan pada dampak deforestasi dalam skala domestik, seperti longsor, banjir bandang, konflik manusia dengan satwa liar, perburuan satwa langka, bencana kekeringan serta penurunan kuantitas dan kualitas air untuk pertanian dan konsumsi masyarakat, ilegal logging,” Kemudian, isu ini bergeser dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi agenda isu yang lebih strategis dalam skala internasional, yakni perubahan iklim dan pemanasan global.

 Untuk itu peran kader konservasi merupakan ujung tombak di masyarakat untuk melestarikan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Dengan  meningkatnya kapasitas Kader Konservasi ini dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumberdaya alam (SDA) akan berperan lebih optimal bagi kegiatan konservasi.
Hal ini akan diperoleh apabila Kader Konservasi memiliki kepedulian, selain itu pendidikan dasar konservasi diharapkan akan menumbuhkan rasa  tanggung jawabnya bagi  usaha-usaha konservasi.
Untuk menumbuhkan kepedulian tersebut, FK3I (Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia) Nusa Tenggara Barat mengadakan kegiatan Pelatihan Kader Konservasi yang dilaksanakan pada tanggal 16-18 April 2012 dengan bekerja sama dengan BKSDA NTB. Kegiatan ini diikuti oleh Kelompok Pecinta Alam dan Mahasiswa Pecinta Alam dengan total peserta berjumlah 32 orang se-NTB.

Kegiatan Pelatihan Kader Konservasi ini dibuka oleh Kepala Balai KSDA NTB, Ir.Tri Basetyo dalam sambutannya beliau mengharapkan para kader konservasi ini dapat menjadi motivator bagi upaya konservasi di wilayahnya dan terciptanya kesadaran dan kepedulian Kader Konservasi terhadap konservasi di lingkungan sekitar.

Kegiatan Pendidikan Kader konservasi ini meliputi pemberian materi dan praktek di lapangan, untuk pemberian materi dilaksanakan di Aula TWA Suranadi dan Praktek dilapangan dilaksanakan di TWA Suranadi. Materi-materi yang disampaikan dalam Pelatihan Kader Konservasi ini antara lain :
1.        - Pengenalan Potensi Daerah Konservasi,  oleh Tri Endang Wahyuni, S.Si
2.        - Bina Cinta Alam, oleh hafifah, S.hut
3.        - Praktikum Pembuatan Pupuk Kompos, oleh Haiery Mahasiswi Jepang
4.        - Analisis Vegetasi & Praktikum Analisis Vegetasi (Kunci Determinasi) oleh Drs. I Gde Metha, M.Si
5.        - Kebijakan pengelolaan Kawasan Konservasi di NTB, oleh Deny Rahadi, S.Hut
6.    - Peranan kader Konservasi dlm upaya pelestarian lingkungan (Hambatan dan peluang) oleh Abdul Kadir, SP,S.Pd

Para kader ini juga diberi pendidikan praktek lapangan mengenai dasar-dasar konservasi, observasi analisis vegetasi, yang dipandu oleh Bpk. Drs. I Gde Metha, M.Si dan Bpk. Deny Rahadi, S.Hut, dan Praktikum Pembuatan Pupuk Kompos, oleh Haiery Mahasiswi Jepang. Kegiatan praktek ini dilaksanakan di TWA Suranadi masing-masing selama satu hari.
 
Selain kegiatan tersebut diatas, kegiatan ini juga diisi dengan permainan (Fun break) guna meningkatkan kerjasama serta keakraban antar peserta, dan kegiatan diskusi untuk menuangkan ide-ide dan mempertajam wawasan tentang konservasi dari peserta.

Para peserta kader konservasi ini mendapatkan sertifikat dan kartu kader konservasi pemula yang dikeluarkan oleh BKSDA NTB.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kepada para kader konservasi mampu meningkatkan Komunikasi, kepedulian dan kesadaran terhadap pelestarian hutan, untuk generasi bangsa yang bermartabat, sehingga keseimbangan antar ekosistem tetap terjaga. SALAM LESTARI! (Kamaruddin, Diklitbang&Iptek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar