Dampak kerusakan
lingkungan hidup terutama sekali kerusakan hutan, menjadi isu menitikberatkan
pada dampak deforestasi dalam skala domestik, seperti longsor, banjir bandang,
konflik manusia dengan satwa liar, perburuan satwa langka, bencana kekeringan serta
penurunan kuantitas dan kualitas air untuk pertanian dan konsumsi masyarakat, ilegal
logging,” Kemudian, isu ini bergeser dalam beberapa tahun terakhir ini
menjadi agenda isu yang lebih strategis dalam skala internasional, yakni
perubahan iklim dan pemanasan global.
Untuk itu peran kader
konservasi merupakan ujung tombak di masyarakat untuk melestarikan sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya. Dengan meningkatnya kapasitas Kader
Konservasi ini dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas sumberdaya alam
(SDA) akan berperan lebih optimal bagi kegiatan konservasi.
Hal
ini akan diperoleh apabila Kader Konservasi memiliki kepedulian, selain itu
pendidikan dasar konservasi diharapkan akan menumbuhkan rasa tanggung
jawabnya bagi usaha-usaha konservasi.
Untuk
menumbuhkan kepedulian tersebut, FK3I (Forum Komunikasi Kader Konservasi
Indonesia) Nusa Tenggara Barat mengadakan kegiatan Pelatihan Kader Konservasi
yang dilaksanakan pada tanggal 16-18 April 2012 dengan bekerja sama dengan
BKSDA NTB. Kegiatan ini diikuti oleh Kelompok Pecinta Alam dan Mahasiswa
Pecinta Alam dengan total peserta berjumlah 32 orang se-NTB.
Kegiatan
Pelatihan Kader Konservasi ini dibuka oleh Kepala Balai KSDA NTB, Ir.Tri
Basetyo dalam sambutannya beliau mengharapkan para kader konservasi ini
dapat menjadi motivator bagi upaya konservasi di wilayahnya dan terciptanya
kesadaran dan kepedulian Kader Konservasi terhadap konservasi di lingkungan
sekitar.
Kegiatan
Pendidikan Kader konservasi ini meliputi pemberian materi dan praktek di lapangan,
untuk pemberian materi dilaksanakan di Aula TWA Suranadi dan Praktek dilapangan
dilaksanakan di TWA Suranadi. Materi-materi yang disampaikan dalam Pelatihan
Kader Konservasi ini antara lain :
1.
- Pengenalan
Potensi Daerah Konservasi, oleh Tri Endang Wahyuni, S.Si
2.
- Bina
Cinta Alam, oleh hafifah, S.hut
3.
- Praktikum
Pembuatan Pupuk Kompos, oleh Haiery Mahasiswi Jepang
4.
- Analisis
Vegetasi & Praktikum Analisis Vegetasi (Kunci Determinasi) oleh Drs. I Gde
Metha, M.Si
5.
- Kebijakan
pengelolaan Kawasan Konservasi di NTB, oleh Deny Rahadi, S.Hut
6. - Peranan
kader Konservasi dlm upaya pelestarian lingkungan (Hambatan dan peluang) oleh
Abdul Kadir, SP,S.Pd
Para
kader ini juga diberi pendidikan praktek lapangan mengenai dasar-dasar
konservasi, observasi analisis vegetasi, yang dipandu oleh Bpk. Drs. I Gde
Metha, M.Si dan Bpk. Deny Rahadi, S.Hut, dan Praktikum Pembuatan Pupuk Kompos,
oleh Haiery Mahasiswi Jepang. Kegiatan praktek ini dilaksanakan di TWA Suranadi
masing-masing selama satu hari.
Selain
kegiatan tersebut diatas, kegiatan ini juga diisi dengan permainan (Fun break) guna
meningkatkan kerjasama serta keakraban antar peserta, dan kegiatan diskusi
untuk menuangkan ide-ide dan mempertajam wawasan tentang konservasi dari
peserta.
Para peserta kader konservasi ini
mendapatkan sertifikat dan kartu kader konservasi pemula yang dikeluarkan oleh
BKSDA NTB.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kepada
para kader konservasi mampu meningkatkan Komunikasi, kepedulian dan kesadaran terhadap
pelestarian hutan, untuk generasi bangsa yang bermartabat, sehingga
keseimbangan antar ekosistem tetap terjaga. SALAM LESTARI! (Kamaruddin, Diklitbang&Iptek)